Sisi
diagnosis suatu proses pengukuran atribut adalah pemberian makna atau
interpretasi terhadap skor skala yang bersangkutan. Sebagai suatu
hasil ukur berupa angka (kuantitatif), scoring
system, yang disebut juga
sebagai skor skala, memerlukan suatu norma pembanding agar dapat
diinterpretasikan secara kualitatif. Pada dasarnya, interpretasi skor
skala selalu bersifat normatif, artinya makna skor diacukan pada
posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang telah dibatasi terlebih
dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif
dari distribusi data skor kelompok yang umumnya mencakup banyaknya
subjek (n) dalam kelompok, mean
skor skala (M), deviasi standar skor skala (s) dan varians (s2),
skor minimum (Xmin)
dan maksimum (Xmax)
dan statistik-statistik lain yang dirasa perlu. Deskripsi data ini
memberikan gambaran penting mengenai keadaan distribusi skor skala
pada kelompok subjek yang dikenai pengukuran dan berfungsi sebagai
sumber informasi mengenai keadaan subjek pada aspek variabel yang
diteliti. (Wardhani, 2005).
Sedangkan untuk
menerapkan metode Scoring
System
ke dalam sistem, Suatu skor
yang ditentukan melalui prosedur penskalaan akan menghasilkan
angka-angka pada level pengukuran interval dan interpretasikan hanya
dapat dihasilkan kategori-kategori atau kelompok-kelompok skor pada
level ordinal. Skor-skor mentah (row
score) yang dihasilkan suatu
skala merupakan penjumlahan dari skor item-item dalam skala itu.
Relativitas hasil pengukuran selalu membawa
permasalahan mengenai cara-cara pengelompokan (kategorisasi) apabila
diperlukan pemisahan subjek ke dalam kelompok diagnosis yang berbeda.
Kategori ini didasari oleh suatu asumsi
bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi dalam skor
subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya
terdistribusi secara normal.
Kategori jenjang (ordinal) menurut
Saifuddin Azwar (2003:107) kategori ini memiliki tujuan menempatkan
individu ke dalam kelompok – kelompok terpisah secara berjenjang
menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Kontinum jenjang
ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke
paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas, dan semacamnya.
Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang akan dibuat biasanya tidak
lebih dari lima jenjang tetapi juga tidak kurang dari tiga jenjang.
Misalnya mengelompokkan individu-individu kedalam hanya dua jenjang
diagnosis saja, yaitu “semangat kerja rendah” dan “semangat
kerja tinggi” akan mengakibatkan resiko kesalahan yang cukup besar
bagi skor-skor yang terletak disekitar mean
kelompok.
Langkah-langkah
penentuan kategorisasi
berdasarkan jenjang (ordinal) adalah sebagai berikut :
- Menentukan data statistik secara deskriptif berupa rentang minimum (Xmin), rentang maksimum (Xmax), luas jenjang sebaran, mean teoritis (σ) dan devisiasi standar (µ).
- Menghitung data statistik secara deskriptif sebagai berikut :
Xmin
= banyaknya pertanyaan * nilai
minimum
Xmax
= banyaknya pertanyaan * nilai
maksimum
Luas jarak sebaran = Xmax
- Xmin
σ = luas jarak sebaran / 6
µ = banyaknya pertanyaan * banyak
kategori
- Menghitung p dengan menggunakan tabel distribusi normal, terlebih dahulu menentukan Zmin dan Zmax dengan rumus :
Zmin = (Xmin - µ ) / σ
Zmax = (Xmax - µ ) / σ
- Memilih p dengan nilai yang maksimal sehingga dapat ditemukan rentang skala prioritas dengan 3 kategori, yaitu :
X < (µ - (p * σ)) kategorinya rendah atau tidak layak
(µ - (p * σ)) ≤ X < (µ + (p * σ)) kategotinya sedang atau layak
(µ + (p * σ)) ≤ X kategorinya tinggi atau sangat layak
iya kak saya irma kak kebetulan saya memakai rumus ini tapi ,pas masuk langkah ke III emang langsung dapat mines ya (-) ?
ReplyDeleteDapet mines semua atau hanya salah satu? Kalau boleh sy mau lihat hitunganya.. Biar lebih mudah menganalisanya..
DeleteSalah satu contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan skala kategorisasi :
Deletea. Jumlah pertanyaan = 8
b. Xmin = banyaknya pertanyaan * nilai minimum
8*1= 8
c. Xmax = banyaknya pertanyaan * nilai maksimum
8*5= 40
d. Luas jarak sebaran = Xmax – Xmin
40-8= 32
e. σ = luas jarak sebaran / 6
32/6= 5.33
f. µ = banyaknya pertanyaan * banyak kategori
8*3 = 24
g. Zmin = (Xmin - µ ) / σ
(8-24)/5.33= -3.00
h. Zmax = (Xmax - µ ) / σ
(40-24)/5.33= 3.00
i. Nilai Zmin = -3.00 maka nilai Pmin pada tabel distribusi adalah 0.0013
j. Nilai Zmax = 3.00 maka nilai Pmax pada tabel distribusi adalah 0.9987
k. X < (µ - (p * σ)) kategorinya rendah atau tidak layak
8 < (24 - (0.9987 * 5.33))= 8<19
l. (µ - (p * σ)) ≤ X < (µ + (p * σ)) kategorinya sedang atau layak
(24 - (0.9987 * 5.33)) ≤ X < (24 + (0.9987 * 5.33))= 19≤ X <29
m. (µ + (p * σ)) ≤ X kategorinya tinggi atau sangat layak
(24 + (0.9987 * 5.33)) ≤ 40= 29 ≤ 40
Semoga bisa lebih mempermudah dalam pemahamanya..
Hehehe trimakasih kak, iya semoga 😁
DeleteTrimakasih banyak 😊
Iya sama-sama....
Deletecara menentukan nilai Maks dan Min, gimana ya? Tks
Deletetabel distribusi buat nentuin p liat dari mana ya?
ReplyDeleteDari nilai Zmin dan Zmax mas. Untuk tabel distribusinya cari aja di google mas.. Maaf tidak saya lampirkan.
DeleteP itu tergantung nilai Z nya.. Nnt tinggal di sesuaikan.
Tp pada sebagian besar kasus nilainya hampir sama yg saya tunjukkan pada komentar sebelumnya.
saya pakai metode scoring system buat laporan PKL saya,, apa kak ahmad sofi ada bukunya??
ReplyDeleteMaaf kalau bukunya saya gak punya...
DeleteKebanyakan nyari referensi di internet dan buku-buku perpustakaan.
Masih jarang yang pakai metode ini di Indonesia :)
saya lagi cari jurnal internasional metode scoring system, apa kak sofi punya ?
ReplyDeleteKalau jurnal tentang metode scoring system memang rada susah di cari yang benar2 sesuai..
DeleteTapi dulu saya punya beberapa, coba nanti saya cari2 dulu di folder2 saya..
Kalau ada saya kabarin lagi...
oke kak, d tunggu kabarnya ,, semoga aja masih ada
ReplyDeleteMas syahril, mohon maaf untuk jurnal2 bulenya gak ada setelah saya ubek ubek di folder saya, ada yang herbau bhs inggris tapi isinya seperti beda. Yang ada cuma beberapa jurnal bhs indonesia.
DeleteGan ada gk buku yg membahas tentang scoring system ini??
DeleteGan ada gk buku yg membahas tentang scoring system ini??
DeleteMaaf kak. Mau tanya tentang jurnal internasionalnya. Masih ada kak? :)
ReplyDeleteSudah saya jawab di atas ya mas... :)
Deleteoh. iyah kak, maksih kalau begitu.
Deleteboleh dong kak posting contoh app nya, tq
App nya dulu cuma pakai perhitungan sederhana.
DeleteMisalnya aja ada 10 kriteria...
nah, tiap kriteria diberi penilaian masing2, selanjutnya terapkan dengan metode scoring system tersebut. Pasti bisa deh...
Cuman saat ini yang masih jadi kendala adalah metode ini masih jarang di pakai, dan mungkin juga karena terkesan sangat simpel. Tapi kalau di terapkan pada kasus yang lumayan gede insyaallah bisa memiliki bobot yang gede pula.
kalau kategorinya 4 cara menghitungnya bagaimana ya kak?
ReplyDeleteada yang tau sejarah dari metode Scoring System ini? kira-kira siapa penemu pertamanya ya? mohon berikan penjelasannya gan.. thanks
ReplyDeleteMas klo ngehitung nilai mak nya 1. Nilai min nya 0 pke rumus yg mna ya?
ReplyDeleteIya kalau nilai max nya 1 nilai min 0 gimana ya caranya
Deleteada yang dapat siapa penemu metode ini?
ReplyDeleteizin bertanya...saya pakai skala 1 sampai 7....model pertanyaan tertutup, tapi jawaban pilihan banyak. satu pertanyaan bisa mengandung jawaban 1 atau lebih dan beberapa pertanyaan bisa mengandung jawaban yang sama.
ReplyDeletenamun dalam penelitian...semua responden menjawab ke arah yang positif...
pertanyaan...bagaimana menghitung total score nya...apa bisa dari jumlah total scor dibagi jumlah responden. kemudian diambil rentang skor menjadi 3 kerena arah positif ada 3 .trima kasih.
σ = luas jarak sebaran / 6
ReplyDelete6 itu nilai apa ya?